Jumat, 27 Juli 2012

Bell's Palsy - Lumpuh/Lemah Wajah Sebelah

Suatu pagi Ibu Iyem mengeluh kelopak mata kanannya terasa berat untuk ditutup, tidak bisa mengedip berbarengan dengan mata kiri, dan pandangan mata kanannya kabur. Awalnya dia mengira karena masih mengantuk, namun keluhan ini berlangsung sepanjang hari. Ketika melihat ke cermin, mulutnya mencong ke sisi kiri. Ibu Iyem panik karena menyangka dirinya terkena serangan stroke dan segera memeriksakan diri ke dokter.

Serangan lumpuh atau lemah pada wajah sesisi seperti yang dialami Ibu Iyem ( hanya nama ilustrasi ya..) di atas sering menimbulkan rasa panik atau ketakutan bagi sebagian besar orang karena sering disangka stroke. Nah, jika anda mengalami kejadian seperti yang dialami Bu Iyem di atas, tidak perlu langsung panik sodara sodara! Rasa panik dan khawatir itu tidak baik untuk kesehatan psikis kita juga. Tidak perlu panik, karena belum tentu itu stroke, tetapi Bell's Palsy. Ayo yang sudah pernah dengar tentang Bell's Palsy acungkan tangan! *Tepuk tangan panjang. 
Yuk, kita kenali apa itu Bell's Palsy, apa bedanya dengan stroke.

Apa itu Bell's Palsy?
Bell's Palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah yaitu saraf fasialis yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah. Bell's palsy ini ditemukan oleh seorang ahli anatomi Skotlandia yang namanya Sir Charles Bell. 

Gejalanya?
Bell's palsy ini terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang beragam. Namun gejala yang sering terjadi ya seperti yang dialami Ibu Iyem di atas, wajah mencong ke salah satu sisi dimana sisi wajah yang terkena menjadi datar dan penderita merasa wajah seperti terpuntir, sulit menutup kelopak mata atau tidak dapat menutup sempurna. Selain itu dapat juga terjadi gangguan pengecapan, hipersalivasi (produksi air ludah berlebih), mata terasa perih, rasa baal pada satu sisi wajah yang terkena, hiperakusis (sensasi pendengaran yang berlebihan), serta rasa nyeri di sekitar telinga.

Jadi, apa bedanya dengan stroke?
Beda!! Pokoknya beda!!*Dokter macam apa ini.
Pada serangan stroke, kelumpuhan atau kelemahan tidak hanya terjadi di wajah, tetapi juga disertai kelemahan anggota gerak. Kenapa bisa begitu? Karena letak kerusakan sarafnya berbeda dengan Bell's Palsy. Stroke disebabkan oleh terganggunya bagian otak yang mengatur pergerakan salah satu sisi tubuh, termasuk wajah. Sedangkan Bell's Palsy, gangguan terjadi di perifer alias bukan di otak (sentral) yaitu di saraf fasialis perifer.



Apa penyebab Bell's Palsy?
Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Beberapa ahli meyakini virus herpes simpleks menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saraf fasialis. Selain itu kerusakan saraf fasialis bisa juga disebabkan oleh penekanan saraf fasialis oleh tumor otak, infeksi telinga tengah, dan kerusakan wajah di dasar tengkorak. Bell's palsy juga dapat disebabkan oleh angin dingin yang masuk ke dalam tengkorak sehingga membuat saraf fasialis menjadi sembab lalu membesar, akibatnya saraf fasialis terjepit dan akhirnya lumpuh. Pesan saya untuk pengendara sepeda motor jarak jauh, pakailah helm full face karena terjangan angin dari depan berisiko untuk terjadinya Bell's Palsy. Waspadalah! Waspadalah! *Ala Bang Napi. Waspada juga faktor risiko angin dingin langsung dari AC. Pindahlah dari posisi tidak menguntungkan ini sebelum anda menyesal! *Apa coba.

 Pengobatannya bagaimana?
Pengobatan dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah pengaruh psikologi pasien terhadap kelumpuhan saraf ini. Tetapi sekali lagi tidak perlu panik dulu, prognosis (kemungkinan sembuh) Bell's Palsy umumnya  baik. Penyembuhan komplit dapat tercapai pada 85 % kasus, penyembuhan dengan asimetri otot wajah yang ringan sekitar 10% dan 5% penyembuhan dengan gejala sisa berat. 

Beberapa ahli percaya bahwa kortikosteroid misalnya prednison harus diberikan dalam jangka waktu tidak lebih dari 2 hari dari timbulnya gejala dan dilanjutkan 1-2 minggu tappering off. Kombinasi penggunaan kortikosteroid dan Antiviral oral memberikan hasil yang lebih baik daripada penggunaan kortikosteroid oral saja dan akan lebih baik bila terapi diberikan dalam 72 jam pertama.

Disamping terapi obat-obatan, pada kasus Bell’s palsy juga dilakukan perawatan mata dan fisioterapi. Perawatan mata tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kekeringan pada kornea karena kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna dan produksi air mata yang berkurang. Perawatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan artificial tear solution pada waktu pagi dan siang hari dan salep mata pada waktu tidur. Gunakanlah kacamata bila keluar rumah untuk menghindari debu.

Penderita juga harus sabar karena diperlukan kontrol rutin dalam waktu yang lumayan lama (sekitar 3 bulan) untuk penyembuhan. 

Anda bisa melakukan terapi di rumah untuk mempercepat penyembuhan antara lain dengan latihan wajah. Latihan wajah bisa dilakukan pagi dan sore hari. Lakukan latihan sebaik mungkin. Pada fase akut dapat dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada wajah, hal ini berguna meningkatkan aliran darah pada otot-otot wajah. Kemudian latihan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakan otot-otot wajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan cermin. Gerakan yang dapat dilakukan berupa:
- Tersenyum
- Mencucurkan mulut, kemudian bersiul
- Mengatupkan bibir
- Mengerutkan hidung
- Mengerutkan dahi
- Gunakan telunjuk dan ibu jari untuk menarik sudut mulut secara manual
- Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari
- Menutup mata

Sekian dulu cerita dari saya tentang Bell's Palsy. Tulisan ini saya dapat dari berbagai sumber informal. Ciao! *Salto 3 kali.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar