Rabu, 03 April 2013

MYRNA MYURA - FITTING!



Hollaback gals! Hari Minggu kemarin saya berkunjung ke Jl. Datuk Ibrahim  Condet untuk yang kedua kalinya. Saya sampai lupa alamatnya loh, terakhir berkunjung ke rumah jeng Myrna ini bulan Oktober 2012. Dengan berdebar-debar penasaran saya mengetuk pintu rumahnya yang  tidak lama kemudian disambut oleh  jeng Myrna dengan kaos hitam dan celana jeans. Look chic as always. Seperti biasa, begitu masuk rumahnya, mata kita pasti langsung tertuju ke kebaya di manekinnya. There’s a gorgeous pink silver kebaya with long train right after I entered her house.  Langsung ngarep jangan-jangan itu kebaya saya, eh tapi koq warnanya silver, kebaya saya kan harusnya gold pink. Jeng myrna langsung bilang kalo itu bukan kebaya saya, tapi ekornya pake ekor kebaya saya. Uwooo ternyata baru ekornya yang jadi.  :D

Sebentar kemudian keluarlah kebaya saya dari peraduannya, I was truly amazed with her talent of playing  colors. Saya Cuma minta gold and pink, dan dia mengkombinasikan dengan satu warna lagi -- pink pale -- and I love the combination.  Seperti yang dikatakan sebelumnya, saat fitting pertama kebaya saya belum akan dibordir, dipayet, apalagi dipasang kristal swarowsky dulu, tapi sudah kelihatan aplikasi brukatnya. Lalu dengan dibantu oleh jeng myrna sendiri saya memakai bustiernya, dan ternyata bustiernya sempit saudara-saudara! *nangissember. Kebayanya malah kebesaran di lengan, apakah itu berarti lengan saya mengecil? *menaribahagia. Atau mungkin ukurannya Jeng Myrna yang salah? Entahlah, yang pasti ini baru fitting pertama. Fitting selanjutnya H-10! Semoga badan saya tidak berubah lagi. Saat memakai kebaya dan ekornya, saya terkesima dengan diri saya sendiri. Can’t wait for the D-day! I will be the most beautiful bride ever! *Pedebanget *Harus!

Sabtu, 09 Maret 2013

Edisi perenungan puisi "Aku ingin"

Tulisan ini saya buat dalam perjalanan menuju kota Semarang, dalam keadaan mengantuk karena lelah setelah berlari-lari di sore yang cerah mengejar kereta yang akhirnya meninggalkan saya pergi begitu saja dengan teganya. Setelah menembus kemacetan ibu kota yang kejam seperti ibu tiri dengan ojek, tepat begitu masuk pintu gerbang stasiun Gambir, saya melihat ke atas dan kereta saya pergi meninggalkan stasiun Gambir. Lalu saya pun "dadah-dadah" dengan hati gembira. #Maaf, afek tidak serasi. Lalu dengan langkah gontai ( ini yang sebenarnya ) saya dituntun oleh petugas stasiun ke Customer service. Petugas CS dengan kejamnya menyatakan tiket saya hangus! Dan saya harus ke senen jika ingin melanjutkan perjalanan ke semarang, naik kereta Senja Utama Semarang pukul 19.10 yang pada kenyataannya kereta baru berangkat pukul 20.00! Bok, kenapa sih argo ga telat aja. Huft!

Sedari pagi saya merenungkan puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono. Sering dengar atau baca kan? Saya bukan pecinta puisi, membaca puisi hanya sekedar baca tanpa merenungkan maknanya lebih dalam. Mungkin saja karena bawaan orang mau nikah saya berubah jadi puitis. Heheee...Selama ini jujur aja saya kira ini puisi dari Kahlil Gibran. Tapi ternyata bukan! Ini karya asli dari sastrawan ternama kita, Bapak Sapardi Djoko Damono. Maaf Pak, selama ini saya telah salah sangka. Bagi yang belum pernah membaca atau lupa, begini syair puisinya.


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mecintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Ketika melihat baris pertama dari puisi ini, "Aku mencintaimu dengan sederhana", saya merasa ungkapan ini langsung menggambarkan sebuah perasaan cinta yang tulus dari seseorang kepada kekasihnya. Tetapi baris selanjutnya membuat saya tergoda untuk menggali makna puisi ini lebih dalam. Kenapa penyair ini mengungkapkan kesederhanaan ini justru dengan ungkapan yang menurut saya tidak sederhana? Kenapa pada kedua baitnya kesederhanaan itu diungkapkan dengan suatu ketiadaan. Ah, memang puisi ini untuk orang-orang yang suka merenungkan sebuah makna secara dalam. Tetapi lucu juga, saya yang bukan tipe seperti itu pun ikut terhanyut dalam puisi ini. Menurut tafsiran saya, penyair ingin menggambarkan sebuah cinta yang tampak sederhana, tulus tidak mengharapkan apa-apa selain yang terbaik untuk kekasihnya. Rela mengorbankan dirinya demi kelanjutan hidup orang yang dicintainya. Tapi kenapa digambarkan juga dengan "kata yang tak sempat diucapkan" dan dengan "isyarat yang tak sempat disampaikan"? Saya jadi penasaran, sedang dalam keadaan bagaimana kah sang penyair menulis puisi ini. Apakah perasaan cinta yang tulus ini tak sempat disampaikan atau masih dipendam? Ataukah sang penyair bermaksud mengungkapkan bahwa cinta yang tulus hanya bisa diungkapkan dengan bukti nyata dari pengorbanannya?

Dari perenungan saya sendiri yang sangat dalam tentang puisi ini, akhirnya saya memutuskan untuk memasukkan puisi yang melegenda ini ke undangan. Sedih juga ya kalau undangan umurnya pendek dan berakhir di tempat sampah, padahal undangan saya ini setelah melalui perenungan yang cukup dalam. #Tsaaahhhh



Jumat, 08 Februari 2013

Balada Foto Prewed

Akhirnyaaaa saya jadi foto prewed juga! Setelah berulang kali reschedule, akhirnya tercapai juga jadi foto model sehari. 

Weekend kemarin saya berangkat ke Semarang dengan hati galau gusar, padahal saya ingin menjaga mood supaya bisa foto senyum natural senang ceria bahagia sentosa. Kenapa galau gusar? Semalam sebelumnya ada pihak tertentu yang membuat saya mewek kejer. Sehari sebelum berangkat itu bisa dibilang bad day, seharian itu full sampai saya baru pulang jam 10 malam dan masih harus packing karena besok subuh saya harus berangkat ke Semarang. Saya juga baru saja dibuat kecewa pada fotografer saya karena konsep yang saya impikan ga bisa terwujud. Di tengah kesibukan packing yang heboh, karena banyak wardrobe dan properti yang harus dibawa ke Semarang, saya menyempatkan diri membalas 7 bbm yang belum sempat saya lihat. Saya akui memang saya salah pada awalnya, bbm memang tidak dapat menangkap ekspresi dan intonasi bicara. Lalu terjadilah sewot di lawan bbm saya. Saya yang kala itu lagi capek, ribet, PMS pula, jadilah malah nangis kejer. Sungguh, saya tidak ada maksud apa-apa, tapi kenapa harus negative thinking tentang saya? Saya berusaha menjelaskan bukan seperti yang dipikirkan, tapi nihil. Dan malam itu yang rencananya mau buru-buru tidur, malah jadi tidur jam 2 pagi. ---____---

Jam 5 pagi saya berangkat menuju stasiun Gambir. Pagi itu saya memutuskan menelpon untuk meminta maaf, tapi karena suasana di kereta yang sunyi dan kalau kita menelepon satu gerbong bisa ikut mendengarkan, saya memutuskan untuk menelpon setibanya saya di Semarang. Tapi apa yang dilakukan oleh lawan bbm saya belakangan membuat saya urung meminta maaf. Saya tidak mengerti kenapa dia malah menebar pikiran negatif ke orang yang akan menjadi bagian penting dalam hidup saya. Sedih, pengen nangis, kesal, campur aduk. Tapi saat itu saya sedang di kereta, ga bisa macem-macem dunk ya. --___--

Jam 3 sore sampai di Semarang langsung menuju kos saya dulu. Nebeng di kamarnya adek kos. Graha Vena Cava, I miss you!! Setelah temu kangen, ngobrol ngalor ngidul, saya berangkat ke paragon mencari properti foto prewed buat besoknya, tanpa sang pacar karena dia lagi sibuk jaga. :(

Sabtu sore akhirnya saya bertemu dengan sang pacar. Kangennnn. Ihhh sekarang udah gendutan lagi. Tapi saya senang karena sebelumnya dia kurus tirus seperti ga diurus. Ya memang ga diurus sih, lah saya di Bekasi. Hehee.. Kasian dia baru pulang jaga, belum istirahat, langsung saya todong untuk persiapan foto besoknya. Tapi kelihatan dia senang koq, kan sama pacar, ya harus senang dunk! *maksa

Pagi-pagi jam 6.30 saya mulai dimake up. Make up baru selesai jam 8, langsung turun hujan. Hujannya bukan mereda malah makin deras. Jam 11 akhirnya hujan berhenti dan kita langsung cuss ke pantai Marina.

Saya punya beberapa konsep untuk foto prewed yang sudah dinantikan sejak tahun lalu.

Pertama. Saya pengen banget foto di stasiun Tawang. Kenapa? Karena untuk foto prewed ini temanya perjalanan cinta saya dan sang pacar. Dari 6 tahun pacaran, separuhnya kami jalani dengan LDR. Tapi konsep ini GAGAL karena tidak mendapat izin untuk foto di Stasiun Tawang.

Kedua. Saya juga pengennnn banget foto yang ada grand pianonya. Tapi, sang fotografer lagi-lagi mengecewakan. Dia ga dapet lokasi yang ada grand pianonya. Saya malah teringat toko Oen. Lalu saya meminta sang fotografer untuk ngecek ke sana, tapi lagi-lagi dia mengecewakan karena sampai H-1 jam 9 malam dia ga kasih konfirmasi dan belum ngecek ke Toko Oen. Untungnya saya dan pacar  inisiatif langsung datang ke toko Oen sorenya. Payah deh. 

Ketiga. Tema pacaran casual di pantai Marina. Properti yang dibawa gitar, buku-buku tebal, kacamata, lolipop, topi lebar. Di sini kami disuruh gaya bebas nyanyi-nyanyi di tengah padang ilalang. Panas bok! Tapi hati senang karena bersama sang pacar. *blushing

Keempat. Kami pertama kali bertemu dan berkenalan di gereja Gerformeed semarang. Gereja tua bangunan Belanda ini sangat penting artinya bagi kami. Di gereja ini saya memakai night gown dengan topi bulu hitam, sang pacar memakai kemeja plus vest. Foto-foto di gereja ini secepat kilat karena sebentar lagi gedung gereja akan dipakai untuk ibadah selanjutnya.

Jam 3 sore kami kelaparan, lalu diselingi makan.

Cuaca Semarang saat itu mendung lagi. Karena takut hujan lagi, akhirnya kami membatalkan foto di Toko Oen karena mau ngejar foto di kota lama. Jadi gagal juga deh foto di grand piano. :((

Terakhir, kota lama.

Sebenarnya, yang sebenarnya,, saya masih pengen foto lagi di semawis (pecinan). Saya pengen banget foto di ruang publik, kan seru tuh diliatin orang-orang. Hehee.. Tapi, sang fotografer tampaknya mau ada job liputan lagi. Harusnya sih 1 hari itu full buat saya dunk ya, wong dia sudah mengecewakan saya koq.Tapi karena sang pacar pun sudah capek, akhirnya kami mengakhiri sesi foto hari itu di kota lama pada pukul 5 sore. 

Hari itu ditutup dengan dinner di koenokini bersama sang pacar. Ahhh senangnya. You really made my world so colorful. Lupa deh semua kegalauan kemarin. Oh ya, saya putuskan untuk cukup tahu saja bagaimana karakter si dia. Saya ga peduli kalau memang orang-orang berpikiran negatif, nanti mereka juga akan melihat yang sebenarnya tentang saya. Yang penting, saya menjadi diri saya sendiri dan berusaha untuk menjadi orang baik dan berpikiran positif. 

Senin pagi saya sudah di kereta lagi menuju Jakarta. See you at marhusip, pacarku sayang. :*

I love Lolipop

Ciehhh yang foto prewed ^^

Dinner at koenokini. Lolipopnya teteeppp ikutan foto ^^








Rabu, 09 Januari 2013

115 hari menjelang..

Happy new year 2013!! Telat banget ya saya.. nggak apa2 lah ya, kan ini blog saya, ya saya bebas mau nulis happy new year di bulan juni juga nggak ada yang melarang kan..hehee..

Thank God 2012 sudah boleh dilalui. Tahun 2012 yang diramalkan kiamat, 2012 yang sangat fluktuatif, sampai saya sempat berpikir mungkin dunia benar-benar akan kiamat. Tapi kiamat, siapa takut? Saya kan punya jaminan keselamatan dari Tuhan.Tapi, tapi, saya belum kawin! *Lah, nggak konsisten..

Nah, bicara soal wedding, saya kira masih lama ya, saya kira dari bulan 1 ke bulan 5 itu masih setengah tahun lagi. Lalu ketika saya lihat wedding ticker, 115 hari lagi!! Aaakkk seketika saya merasa bodoh banget soal itung-itungan, padahal kan saya dulu suka banget matematika. Oke, 115 hari menjelang hari bersejarah dalam hidup saya. Apa yang telah dan belum saya lakukan?

115 hari menjelang pernikahan, yang sudah fix baru gedung, tanggal marhusip, katering adat, kebaya hari H, make up hari H.

115 hari menjelang pernikahan, belum ada kepastian saya diberkati di gereja mana. Apakah tetap di HKBP Suprapto, ataukah di GKI Jatiasih, atau di gereja lainnya.

115 hari menjelang pernikahan, saya belum mengikuti Bina Pra Nikah. 

115 hari menjelang pernikahan, saya belum foto prewedding. Vendor foto prewed saya adalah vendor termarmos (marah dan emosi ) sedunia. Vendor yang tidak memperhatikan kliennya, dan vendor sok sibuk. Kliennya dibiarkan terkatung-katung tanpa kejelasan. Dan vendor itu adalah : Bintang Merah Photography. Sialnya saya sudah bayar lunas untuk prewed, how stupid I am!

115 hari menjelang pernikahan, saya belum beli cincin kawin.

115 hari menjelang pernikahan, saya belum jahit songket, kebaya martumpol, belum beli bahan seragam keluarga dan pandongani.

115 hari menjelang pernikahan, belum fix mau pake dekor yang mana.

115 hari menjelang pernikahan, saya belum survey suvenir dan undangan.

115 hari menjelang pernikahan, sepatu donamichi saya yang kebesaran itu belum selesai juga.

115 hari menjelang pernikahan, saya belum menemukan pekerjaan di Semarang.

115 hari menjelang pernikahan, saya kangen dengan sang calon suami.. *blushing. Tapi, ada tapinya saudara-saudara! Kangen ini tidak bisa langsung terbayar, karena sibuknya sang calon suami. Cuma bisa bengong ngadepin bbm dan sms yang belum dibalas juga. Huft!

Banyak juga ya yang belum fix. Oh, kenapa waktu berjalan begitu cepat..